Perdagangan luar negeri | Proteksi dan Globalisasi
MAKALAH
( PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI )
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD NUR ASWAR SAIFULLAH
KELAS : MAN 6 - 15
NIM : 105720544415
" UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR "
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI” ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis. Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah Subhana wa Taala. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. METODE DAN TEKNIK PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Perdagangan Luar Negeri
a. Pengertian perdagangan luar negeri
b. Beberapa keuntungan melakukan perdagangan
c. Keuntungan dari spesialisasi: contoh angka
d. Keuntungan dari spesialisasi: gambaran secara grafik
e. Syarat perdagangan
2. proteksi dan pembatasan perdagangan
a. Pengertian proteksi
b. Tujuan penting dari proteksi
c. Alat pembatasan perdagangan
3. Globalisasi
a. Pengertian globalisasi
b. Faktor-faktor globalisasi
c. Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan negara lain.
Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.
Ekonomi Internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah ini merupakan topik makro.
Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsifnya ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri
2. Keuntungan spesialisasi : contoh angka
3. Keuntungan spesialisasi : gambaran secara grafik
4. Syarat perdagangan
5. Proteksi dan pembatasan perdagangan luar negeri
6. Globalisasi
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa itu perdagangan luar negeri, proteksi, dan globalisasi
2. Memperluas wawasan tentang perdagangan, proteksi, dan globalisasi
3. Menuntut mahasiswa mengetahui tentang perdagangan luar negeri, proteksi, dan globalisasi
D. METODE DAN TEKNIK PENULISAN
Berbagai metode dan teknik penuisan dapat kita gunakan. Namun dalam hal ini metode dan teknik penulisan yang kami gunakan dengan cara browsing internet dan kajian buku.
BAB II PEMBAHASAN
1. Perdagangan Luar Negeri
a. Pengertian perdagangan luar negeri
Perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan untuk suatu negara, suatu negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual barang-barangnya ke luar negeri. Perdagangan bebas adalah sistem perdagangan luar negeri dimana setiap negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan.
b. Beberapa keuntungan melakukan perdagangan
1. Memperoleh barang yang tidak dapat di produksi di dalam negeri
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
3. Memperluas pasar industri-industri dalam negeri
4. Menggunakan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas
c. Keuntungan dari spesialisasi: contoh angka
Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan selanjutnya melakukan perdagangan luar negeri, dua keuntungan penting akan diperoleh oleh setiap Negara. Keuntungan itu dalah :
1. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien; dan
2. Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.
Asumsi-asumsi yang Digunakan
Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdagangan luar negeri biasanya digunkan dua cara: yaitu dengan menggunkan angka-angka dan grafik dan akan disuraikan gambaran secara angka-angka mengenai keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri. Untuk menyederhanakan gambaran yang dibuat, perlu perlu digunakan beberapa asumsi tambahan yang berikut :
1. Hanya dua Negara yang akan melakukan spesialisasi dan perdagangan.
2. Masing-masing Negara hanya memproduksi dua jenis barang.
3. Masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi.
4. Harga relatif, atau biaya penggantian (opportunity cost), yang dapat didefinisikan sebagai harga salah satu barang yang dinyatakan dalam unit barang lainnya, adalah tetap.
Keuntungan Mutlak dan Keuntungan Berbanding
Keuntungan Mutlak
Yang diartikan dengan keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatu Negara dari mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksi barang-barang dengan efisien yang lebih tinggi dari Negara-negara lain.
Angka-angka dalam Tabel 11.1 menunjukkan produktivitas seorang pekerja di Negara A dan Negara B di dalam menghasilakan kain dan beras dalam satu tahun tertentu. Contoh angka yang diberi menunjukkan bahwa di Negara B seorang pekerja dapat memproduksikan kain lebih banyak dari seorang pekerja di Negara A. Ini berarti pekerja di Negara B adalah lebih efisien dari Negara A dalam menghasilkan kain. Dalam keadaan seperti ini dikatakan bahwa Negara B mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi kain. Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa seorang pekerja di Negara A dapat mengeluarkan lebih banyak beras dari seorang pekerja di Negara B. Dengan demikian Negara A mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi beras.
Keuntungan Berbanding
Perdagangan luar negeri vjuga dapat dilakukan walaupun salah satu Negara tersebut lebih efisien dari Negara yang lain di dalam memproduksi kedua barang. Di dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak masih tetap akan mendapat keuntungan dari perdagangan tersebut.
TABEL 11.1
Produksi seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter)
|
Beras (kg)
| |
Negara A
|
500
|
2.000
|
Negara B
|
750
|
1.800
|
Perdagangan yang saling menguntungkan itu dimungkinkan oleh wujudnya suatu bentuk keuntungan yang dinamakan keuntungan berbanding. Contoh dalam table 11.2 menunjukkan bagaimana keuntungan berbanding itu wujud.
TABEL 11.2
Produksi seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter)
|
Beras (kg)
| |
Negara M
|
800
|
2400
|
Negara N
|
600
|
1200
|
Gambaran tersebut jelas menunjukkan bahwa seorang pekerja di Negara M lebih efidien dari seorang pekerja di Negara N dalam memproduksi beras dan kain, karena seorang pekerja di Negara itu dapat memproduksi lebih banyak kain maupun beras kalau dibandingkan dengan yang dapat dihasilkan pekerja di Negara N. Namun demikian kedua-dua Negara tersebut tetap dapat melakukan perdagangan yang saling menguntungkan.
Keuntungan tersebut timbul sebagai akibatDi Negara M 800 meter kain sama nilainya 2.400 kg beras, dan ini berarti harga relatif di antara kain dengan beras adalah 1 meter = 3 kg beras. Dengan demikian Negara M untuk memperoleh semester kain dibutuhkan 3 kg beras.
Di Negara N seorang pekerja dapat menghasilkan 600 m kain atau 1.200 kg beras. Dengan demikian di Negara M harga relative di antara kain dan beras adlah 1 meter kain = 2 kg beras, dan ini berarti untuk memperoleh semester kain dibutuhkan 2 kg beras. Dari Dari keadaan ini dapatlah dikatakan harga kain adalah relative lebih murah di Negara N (karena beras yang dikorbankan untuk memperolehnya adlah lebih sedikit di Negara N Kalau dibandingkan dengan di Negara M ), dan beras relative lebih murah di Negara M.
Dalam keadaan seperti yang baru digambarkan dan diterangkan di atas Negara N dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi kain. Sedangkan Negara M dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi beras. Dengan demikian keuntungan berbanding dapatlah diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh suatu Negara dari mengkhususkan (melakukan spesialisasi) dalam memproduksikan barang- barang yang mempunyai harga relative yang lebih rendah dari Negara lain.
Keuntungan Mutlak dan Perdagangan
Di dalam Tabel 11.3 digambarkan :
1. Tingkat produksi sebelum dan sesudah spesialisasi,
2. Bentuk dari spesialisasi,
3. Keuntungan dari perdagangan luar negeri, dan
4. Tingkat konsumsi sebelum dan sesudah perdagangan, di Indonesia dan Thailand.
TABEL 11.3
Keuntungan Mutlak dan Perdagangan Luar Negeri
Keadaan I : Produksi sebelum spesialisasi
| |||||
Negara
|
Produksi Beras
|
Produksi Pakaian
|
Harga Relatif
| ||
Indonesia
|
3.000 kg
|
500 helai
|
1 helai pakaian = 6 kg beras
| ||
Thailand
|
5.000 kg
|
250 helai
|
1 helai pakaian = 20 kg beras
| ||
Keadaan II : Produksi sesudah spesialisasi
| |||||
Negara
|
Produksi Beras
|
Produksi Pakaian
| |||
Indonesia
|
-
|
1.000 helai
| |||
Thailand
|
10.000 kg
|
-
| |||
Keadaan II : Penggunaan sesudah perdagangan
(kurs pertukaran : 1 helai pakaian = 100 kg beras)
| |||||
Negara
|
Konsumsi beras
|
Konsumsi pakaian
| |||
Indonesia
|
5.000 kg
|
500 helai
| |||
Thailand
|
5.000 kg
|
500 helai
| |||
Sebelum Spesialisasi
Keadaan I menunjukkan keadaan sebelum wujudnya perdagangan di antara kedua Negara tersebut. Masing-masing Negara harus memproduksikan sendiri beras dan pakaian yang mereka butuhkan. Dalam cotoh tersebut dimisalkan masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi. Maka tiap-tiap Negara akan menggunakan satu unit factor produksi untuk menghasilkan beras dan satu unit lainnya untuk menghasilkan pakaian.
Sesudah Spesialisasi
Sesudah spesialisasi produksi beras di Thailand dan pakaian di Indonesia adalah seperti yang ditunjukkan dalam keadaan II. Yaitu dengan melakukan spesialisasi, Thailand dapat memproduksikan 10.000 kg beras, sedangkan tanpa spesialisasi Indonesia dan Thailand hanya dapat memproduksi 8.000 kg beras saja (lihat keadaan I). Juga produksi pakaian akan bertambah banyak, yaitu dari 750 helai sebelum spesialisasi menjadi 1.000 helai sesudah spesialisasi. Angka-angka ini menunjukkan bahwa dengan adanya spesialisasi factor-faktor produksi dapat digunakan dengan lebih efisien. Ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang semakin banyak walaupun jumlah pekerja adalah tetap.
Keuntungan Perdagangan
Berdasarkan kepada asumsi diatas maka setelah perdagangan dilakukan jumlah beras dan pakaian yang tersedia dan dapat digunakan di masing-masing Negara adalah seperti yang ditunjukkan dalam keadaan III. Dapat dilihat bahwa penduduk Indonesia akan menikmati 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian. Jumlah ini adalah lebih tinggi dari yang dapat mereka nikmati sebelum perdagangan (3.000 kg beras dan 5.000 helai pakaian). Keadaan yang sama di dapat di Thailand. Sekarang mereka dapat menggunakan 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian (berbanding dengan 5.000 kg beras dan 250 helai pakaian sebelum dilakukan spesialisasi dan perdagangan). Keadaan ini jelas menunjukkan perdagangan memungkinkan setiap Negara menikmati lebih banyak barang dari yang dapat dihasilkan di dalam negeri.
· Keuntungan Berbanding dan Perdagangan
Corak spesialisasi dan perdagangan luar negeri yang akan terjadi apabila masing-masing Negara menikmati keuntungan berbanding dalam menghasilkan sesuatu barang, tidak banyak berbeda dengan di dalam keadaan di mana masing-masing Negara mempunyai keuntungan mutlak. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam table 11.4, yang menggunakan produksi dan perdagangan mobil dan televisi di Amerika Serikat dan Jepang.
TABEL 11.4
Keuntungan Berbanding dan Keuntungan Luar Negeri
Keadaan I : Produksi sebelum spesialisasi
| |||||
Negara
|
Produksi Mobil
|
Produksi Televisi
|
Harga Relatif
| ||
Jepang
|
20
|
1.200
|
1 mobil = 60 Televisi
| ||
Amerika Serikat
|
50
|
1.500
|
1 mobil = 30 Televisi
| ||
Jumlah
|
70
|
2700
| |||
Keadaan II : Produksi Sesudah Spesialisasi
| |||||
Negara
|
Produksi Mobil
|
Produksi Televisi
| |||
Jepang
|
-
|
2.400
| |||
Amerika Serikat
|
100
|
-
| |||
Keadaan III : Konsumsi Sesudah Perdagangan
(Kurs pertukaran : 1mobil =40 televisi)
| |||||
Negara
|
Konsumsi Mobil
|
Konsumsi Televisi
| |||
Jepang
|
40
|
800
| |||
Amerika Serikat
|
60
|
1.600
| |||
Jumlah
|
100
|
2.400
| |||
Sebelum Spesialisasi
Dari keadaan yang digambarkan dalam keadaan I dapat disimpulkan bahwa harga relatif mobil lebih murah di Amerika Serikat, dan sebaliknya harga relative televisi adalah lebih murah di Jepang. Di Amerika Serikat untuk memperoleh satu mobil yang harus dikorbankan adalah 30 televisi. Di Jepang satu mobil dapat ditukar dengan 60 televisi. Ini berarti bahwa Amerika Serikat mempunyai keuntungan berbanding dalam mengeluarjkn mobil dan Jepang mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi televisi.
Sesudah Spesialisasi
Apabila dilakukan spesialisasi dan perdagangan, kedua faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing Negara akan digunakan untuk memproduksi barang yang memliliki keuntungan berbanding. Oleh karena itu Jepang akan memproduksi televise dan Amerika serikat akan memproduksi mobil. Tingkat produksi yang dicapai sesudah spesialisasi di Jepang dan Amerika Serikat adalah seperti ditunjukkan dalam keadaan II, yaitu 100 mobil (diproduksikan Amerika Serikat adalah seperti ditunjukkan dalam keadaan II, yaitu 100 mobil (diproduksikan Amerika Serikat) dan 2.400 televisi (diproduksikan Jepang).
Keuntungan Perdagangan
Corak keuntungan yang diperoleh setelah perdagangan dilakukan :
1. Produksi mobil meningkat (dari 70 menjadi 100 unit), tetapi produksi televisi berkurang (dari 2.700 menjadi 2.400 unit). Dan ini adalah keadaan yang menguntungkan. Harga pertukaran adalah: 40 televisi = 1 mobil. Berarti kekuarangan 300 televisi dapat diganti dengan kenaikan produksi 7,5 mobil. Berarti tambahan 30 unit produksi mobil sama nilainya dengan 1.200 televisi , jumlah yang lebih besar dari pengurangan produksi televisi yang berlaku sesudah perdaganagan.
2. Amerika Serikat menikmati keuntungan yang nyata, karena mobil dan televisi yang dinikmatinya melebihi dari jumlah yang dapat diproduksikan.
3. Jumlah televisi di Jepang berkurang sebanyak 1.200 – 800 = 400. Tetapi jumlah mobil menungkat sebanyak 40 -20 = 20. Nilai mobil tambahan ini adalah: 20 x 40 = 800 unit televisi. Ini berarti Jepang juga memperoleh keuntungan dari perdagangan luar negeri.
d. Keuntungan dari spesialisasi: gambaran secara grafik
Keadaan Sebelum Spesialisasi
Kurva menunjukkan kemungkinan produksi untuk Perancis dan Kanada di dalam memproduksi televisi dan radio. Kurva kemungkinan produksi yang ditujukkan dalam gambar 11.1 adalah berbentuk garis lurus. Iniberarti pada setiap tingkat produksi, harga harga relative barang-barang adalah tetap, yaitu skala produksi bersifat “berskala tetap”. Pengurangan produksi barang lain, yaitu biaya penggantian (opportunity cost) yang harus dibuat untuk menambah produksi sesuatu barang adalah tetap besarnya pada setiap tahap produksi.
Gambar 11.1 (a) menunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Perancis.
Gambar 11.1 (b) menunjukkan kurva kemungkinan produksi untuk Kanada.
Gambar 11.1
Produksi di Perancis dan Kanada sebelum Perdagangan
Keadaan Sesudah Spesialisasi
Kalau dibandingkan harga relative di antara radio dan televisi di Perancis (1 radio = 1 televisi) dengan di Kanada (2 radio = 1 televisi), dapat disimpulkan bahwa radio adalah relative murah di Kanada. Dengan demikian apabila Kanada dan Perancis ingin melakukan spesialisasi dan perdagangan, keuntungan akan diperoleh apabila Perancis memproduksi televisi dan Kanada memproduksi radio. Keadaan sesudah perdagangan ditunjukkan dalam gambar 11.2.
e. Syarat perdagangan
· Distribusi keuntungan perdagangan luar negeri
Perdagangan luar negeri terwujud karena perbedaan harga barang di kedua negara. Kurs pertukaran yang berlaku tergantung kepada sejauh mana besarnya permintaan ke atas kedua barang itu dalam pasaran luar negeri.
· Syarat perdagangan
Syarat perdagangan adalah perbandingan diantara indeks harga-harga barang yang diekspor oleh suatu negara dengan indekss harga barang-barang yang diimpor negara itu.
2. proteksi dan pembatasan perdagangan
a. Pengertian proteksi
Konsep proteksi berarti usaha-usaha pemerintah yang membatasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor dari negara-negara lain dengan tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu yang penting artinya dalam pembvangunan negara dan kemakmuran perekonomian negara.
b. Tujuan penting dari proteksi
a. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran
b. Untuk mendiversifikasi perekonomian
c. Untuk menghindari kemerotan industri-industri tertentu
d. Untuk memperbaiki neraca pembayaran
e. Untuk menghindari dumping
f. Untuk menambah pendapatan pemerintah
c. Alat pembatasan perdagangan
a. Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam membatasi atau mengurangi barang-barang yang diimpor. Halangan perdagangan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
b. Tarif dan pajak impor
c. Kuota pembatasan impor
d. Hambatan perdagangan bukan tarif
e. Pembatasan valuta asing
3. Globalisasi
a. Pengertian globalisasi
Globalisasi daapat didefinisikan sebagai peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan daan kegiatan ekonomi di antara begbagai negara di dunia.
b. Faktor-faktor globalisasi
a. Perkembangan politik dunia
b. Peningkatan praktek perdagangan bebas
c. Perkembangan perusahaan multi-nasional
d. Perkembangan investasi portofolio di pasaran luar negeri
e. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan pengangkutan
c. Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi
· Kebaikan globalisasi dalam pertumbuhan ekonomi:
1. Produksi dunia dapat di tingkatkan
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat daalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
· Ketidakpuasan terhadap globalisasi
1. Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur
2. Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Perdagangan luar negeri merupakan perdagangan yang kegiatannya benda diluar negeri. Dalam konteks ini cara umum akan ditunjukan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan secara spesifik dan dengan lebih terperici akan ditunjukkan keuntungan yang akan diperoleh dari spesialisasi, yaitu apabila kegiatan ekonomi Negara dikhususkan kepada memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.
Proteksi merupakan kebijakan perdagangan luar negeri yang dilakukan suatu Negara yang pada dasarnya menghambat kemasukan berbagai jenis barang impor dengan menggunakan berbagai alat untuk melaksanakan kebijakan perlindungan (proteksi) seperti pajak impor (tarif), kuota dan hambatan bukan tarif.
Globalisasi merupakan pengertian dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai Negara dari dunia.
DAFTAR PUSTAKA
https://saniagnestia.wordpress.com/2014/12/26/18/
http://ayudiah13.blogspot.co.id/2015/01/perdagangan-luar-negeri-proteksi-dan.html
http://yudistira-himawan.blogspot.co.id/2011/08/teori-ekonomi-makro-bab-11.html
0 Response to " Perdagangan luar negeri | Proteksi dan Globalisasi"
Post a Comment