Teori Ekonomi Makro | Pendapatan Nasional
MAKALAH
( PENDAPATAN NASIONAL )
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD NUR ASWAR SAIFULLAH
KELAS : MAN 6 - 15
NIM : 105720544415
“ UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR “
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”PENDAPATAN NASIONAL” ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis. Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah di sisi Allah Subhana wa Taala. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep dan istilah yang terkait pendapatan nasional
2. Konsep dan pengertian GDP
3. Konsep dan pengertian PDB
4. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
5. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
6. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan nasional
2. Memperluas wawasan tentang pendapatan nasional
3. Menuntut mahasiswa mengetahui tentang pendapatan nasional
D. METODE DAN TEKNIK PENULISAN
Berbagai metode dan teknik penuisan dapat kita gunakan. Namun dalam hal ini metode dan teknik penulisan yang kami gunakan dengan cara browsing internet dan kajian buku.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep dan istilah yang terkait pendapatan nasional
· Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
· Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
RUMUS : GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri.
· Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
RUMUS : NNI = NNP – Pajak tidak langsung
· NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
RUMUS : NNP = GNP – Penyusutan
· Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
RUMUS : PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
· Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
RUMUS : DI = PI – Pajak langsung.
2. Konsep dan pengertian GDP
Sebelum kita dapat menghitung pendapatan nasional terlebih dahulu kita harus tahu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP), karena PDB merupakan salah satu instrumen penting untuk dapat menghitung pendapatan nasional. PDB merupakan nilai dari akhir keseluruhan barang/jasa yang dihasilkan oleh semua unit ekonomi dalam suatu negara, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara lain yang tinggal di negara tersebut.
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Penghitungan nilai PDB dapat dilakukan atas dua macam dasar harga yaitu :
PDB atas dasar harga berlaku, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tersebut. PDB atas dasar harga berlaku berfungsi untuk melihat dinamika/perkembangan struktur ekonomi yang riil pada tahun tersebut.
PDB atas dasar harga konstan, merupakan PDB yang dihitung dengan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu. PDB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Contohnya jika kita ingin mengetahui berapa persen kenaikan PDB dari tahun 1998, 1999 dan tahun 2000, karena nilai/harga suatu produk tiap tahun berubah-ubah maka kita harus mengubah nilai PDB tahun 1998 dan 1999 dengan dasar harga tahun 2000 sehingga akan terlihat dengan jelas besaran kenaikan dari tiap tahunnya.
3. Konsep dan pengertian GNP
Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP) adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri, tetapi tidak termasuk warga negara asing yang tinggal di negara tersebut, atau dengan kata lain PNB/GNP adalah jumlah Produk Domestik Bruto ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri (penghasilan neto) adalah penghasilan dari warga negara yang bekerja di luar negeri dikurangi penghasilan warga negara lain yang bekerja di dalam negeri).
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Factor Income from Abrood)
di mana,
PNB = Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
PDB = Produk Domestic Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
Pendapatan Neto = Pendapatan dari warga negara yang tinggal di luar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam negeri
Contoh :
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.
Maka PDB (GDP) = pendapatan Hardi + pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.
Penghasilan Neto = pendapatan Ali − pendapatan Paul = Rp1.000.000,00 − Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00,
dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:
PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
= Rp3.000.000,00
4. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
Menurut metode ini pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh lapangan usaha pada suatu negara selama satu tahun. Cara menghitungnya adalah dengan mengalikan jumlah seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu tahun dengan harga satuannya masing-masing. Jadi, apabila dalam satu tahun ada seratus barang dan jasa, maka seratus barang dan jasa tersebut harus dikalikan dengan harga satuannya masing-masing, kemudian dijumlahkan.
Y = {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ... + (Pn x Qn)}
Yang perlu diingat dalam hal ini adalah jangan sampai melakukan penghitungan berulang (multiple counting) terhadap suatu jenis barang dan jasa. Oleh karena itu, yang harus dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) dari barang dan jasa, bukan nilai akhirnya. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut:
Jika harga per unit kapas Rp10.000,-; benang Rp15.000,-; kain Rp18.000,; dan harga per unit baju anak Rp25.000,-; maka besarnya nilai akhir dan nilai tambah dari benda-benda tersebut adalah sebagai berikut:
Jadi, yang dihitung sebagai pendapatan nasional bukanlah nilai akhir yang totalnya Rp68.000,- melainkan nilai tambahnya yang berjumlah Rp25.000,-. Jika kita menghitung menggunakan nilai akhir maka kita telah melakukan penghitungan berulang, karena dalam nilai akhir baju anak terkandung nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain terkandung nilai akhir benang, dalam nilai akhir benang, terkandung nilai akhir kapas.
Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional Indonesia yang dihitung dengan metode pendekatan nilai produksi. Penghitungan tersebut dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) dengan cara menghitung kontribusi (sumbangan) dari sembilan lapangan usaha. Jumlah pendapatan dari sembilan lapangan usaha tersebut dinamakan PDB (produk domestik bruto). Pembahasan tentang PDB secara mendalam akan dibahas dalam bagian lain.
Dari data tersebut, dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pada tahun 2001 lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri pengolahan. Pada tahun 2002 lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri pengolahan. Jadi, secara umum lapangan usaha penyumbang terbesar terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah industri pengolahan.
b. Pada tahun 2001 lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih. Pada tahun 2002 lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih. Jadi secara umum lapangan usaha penyumbang terkecil terhadap Pendapatan Nasional (PDB) adalah listrik, gas, dan air bersih.
5. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran
Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( X – M ).
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri) di suatu negara selama satu tahun.
Pengeluaran yang dilakukan para pelaku ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Berikut ini adalah contoh pendapatan nasional yang dihitung dengan metode pendekatan pengeluaran oleh BPS (Biro Pusat Statistik). Ada enam jenis pengeluaran (penggunaan) yang jika dijumlahkan akan membentuk Produk Domestik Bruto.
Dari data tersebut dapat kita simpulkan sebagai berikut: Pada tahun 2001 pengeluaran terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2002 pengeluaran terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Jadi, secara umum pengeluaran terbesar dari pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto) adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Y = C+I+G+(X-M)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi oleh rumah tangga
I = Investasi oleh perusahaan
G = Pengeluaran pemerintah (konsumsi dan investasi)
X-M = Ekspor neto (nilai ekspor - nilai impor)
Apabila kalian amati dengan teliti, dalam rumus ini investasi oleh perusahaan tidak disatukan dengan investasi oleh pemerintah, sedangkan dalam contoh dari BPS yang diberikan sebelumnya kedua investasi tersebut disatukan dalam komponen PMTDB (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto) dan Perubahan Stok. Akan tetapi, perbedaan tersebut bukanlah masalah karena pada akhirnya total pendapatan nasional tetap sama.
6. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan
Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi di suatu negara dalam satu tahun. Artinya, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari upah atau gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima para pemilik factor produksi. Pendapatan nasional menurut pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = W + r + i + P
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
W=Wage (upah atau gaji) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi tenaga kerja
r =Rent (sewa) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi tanah, gedung, dan harta tetap lainnya
i =Interest (bunga) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi modal
P =Profit (keuntungan) adalah pendapatan yang diterima pemilik factor produksi kewirausahaan
Dari ketiga metode penghitungan pendapatan nasional tersebut, Indonesia menggunakan metode penghitungan menurut pendekatan nilai produksi dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan negara maju seperti Amerika Serikat menggunakan pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun. Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://medayvalkyrie.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-konsep-pendapatan-nasional.html
http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/04/metode-penghitungan-pendapatan-nasional.html
https://bellarosana.wordpress.com/2015/01/17/konsep-gnp-pdb-pdrb-gnp-pnb-nnp-pnn-nni-pi-dan-di/
0 Response to "Teori Ekonomi Makro | Pendapatan Nasional"
Post a Comment